http://greponozy.com/1UfE

Sejarah Perkembangan dan Pemikiran Menejemen

Sejarah Perkembangan dan Pemikiran Menejemen

 



DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………I

DAFTAR ISI………………………………………………………………II

BAB 1  PENDAHULUAN……………………..…………………………1

  1.  Latar Belakang………………………………………………………..1

  2.  Rumusan Masalah…………………………………………………….1

  3.  Tujuan…………………………………………………………………1

BAB II ISI (PEMBAHASAN)……………………………………………..2

  1.  Pengertian Menejemen………………………….…………………….2

  2.  Sejarah Pemikiran Manejemen………………………………………2

  3.  Prinsip Menejemen…………………………………………………….7

  4.  Fungsi menejemen…………………………………………………….13

  5.  Sarana Menejemen……………………………………………………14

BAB III PENUTUP……………….………………………………………..17

1.      Kesimpulan…………………………………………………………….17

2.      Saran…………………………………………………………………...17

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….III


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Manajemen adalah cabang dari ilmu sosial. Semua ilmu dari cabang ilmu sosial pasti mengalami perkembangan. Hal ini terjadi karena ilmu sosial bersifat dinamis yaitu selalu mengikuti perkembangan zaman.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa hari ini tak kan ada tanpa ada masa lalu, maka dari itu apapun yang ada di dunia ini pasti memiliki sejarah termasuk juga manajemen. Sebelum kita mempelajari manajemen alangkah baiknya kita mempelajari sejarah perkembangan manajemen agar kita lebih senang dalam mempelajari manajemen.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud manajemen?

1.2.2 Bagaimana proses sejarah manajemen?

1.2.3 Apa saja prinsip dan fungsi manajemen?

1.2.4 Apa saja sarana manajemen?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian manajemen.

1.3.2 Untuk mengetahui proses sejarah manajemen.

1.3.3 Untuk mengetahui prinsip dan fungsi manajemen

1.3.4 Untuk mengetahui sarana manajemen.      

 


 

BAB II

ISI (PEMBAHASAN)

1. Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

2.Sejarah Pemikiran Manajemen

Sejarah Pemikiran manajemen meliputi :

1.        Pendekatan klasik (The Classical Approaches) memusatkan pada pengembangan prinsip universal yang dapat digunakan dalam berbagai situasi manajemen.

2.        Pendekatan Sumber Daya manusia/ The human resource approaches yaitu memusatkan kebutuhan manusia , kerja kelompok serta peranan factor-faktor social ditempat kerja

3.        Pendekatan kuantitatif atau ilmu manajemen/ The quantitative or management science approaches yaitu memusatkan pada penggunaan teknik-teknik matematis dalam perencanaan manajemen.

4.        Pendekatan modern / Modern Approaches, yaitu memusatkan pada pandangan system dan pemikiran kontigensi dengan kesadaran akan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi

 

 

1.        PENDEKATAN KLASIK (THE CLASSICAL APPROACHES)

Tiga cabang dari pedekatan klasik dalam manajemen mencakup :

1.      Manajemen ilmiah (scientific management),

Menurut Frederick W. Taylor dalam bukunya The Principles of scientific Management “ tujuan utama manajemen adalah memaksimalkan kesejahteraaan bagi perusahaan serta memaksimumkan kesejahteraan karyawan.  Dia dijuluki sebagai bapak manajemen ilmiah, dengan 4 prinsip manajemen ilmiah yaitu :

a.Mengembangkan suatu ilmu untuk setiap pekerjaan , termasuk pedoman dalam bergerak, melakukan standarisasi pekerjaan serta menerapkannya dan menciptakan kondisi kerja yang layak.

b.Memilih karyawan secara cermat sehingga terdapat kesesuaian antara kemampuan dan pekerjaan

c.Melatih karyawan tersebut untuk melaksanakan pekerjaan dan meberikan insentif kepada mereka sehingga bersedia melakukan pekerjaan yang telah diilmiahkan tersebut.

d.Membantu para karyawan tersebut dengan cara merencanakan pekerjaan mereka serta mengusahakan supaya cara-cara yang telah ditentukan tersebut selalu diterapkan dalam pekerjaan.

Kelima prinsip manajemen menurut fayol adalah :

a.    Foresight yaitu menyusun sebuah rencana tindakan untuk masa depan

b.    Organization, menyediakan dan mengerahkan  sumber daya untuk menerapkan rencana tersebut.

c.    Command, yaitu memimpin,memilih dan memberikan penilaian terhadap para pekerja sehingga mereka akan bekerja secara baik untuk mencapai rencana tersebut.

d.    Coordination yaitu menyelaraskan usaha dari masing-masing sub unit serta memastikan terhadap semua infomarasi sudah disebarkan dan permasalahan sudah terpecahkan

e.    Control yaitu memastikan bahwa segala sesuatu terjadi sesuai rencana serta melakukan tindakan pembetulan yang diperlukan.

Mary Parker Follet, memberikan pandangannya bahwa kelompok dan komitmen yang tinggi terhadap kerjasama antarmanusia. Kelompok merupakan mekanisme dimana individu yang beraneka ragam dapat menggabungkan bakat-bakat yang dimiliki untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Tugas manajer  adalah membantu karyawan dan organisasi untuk saling bekerjasama mencapai kepentingan-kepentingan yang terintegrasi.

 

2.      PENDEKATAN SUMBERDAYA MANUSIA (HUMAN RESOURCE APPROACH)

Pendekatan sumberdaya manusia menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat sosial dan ingin mengaktualisasikan dirinya, memberikan reaksi atas tekanan dari kelompok serta berusaha memenuhi kebutuhan pribadi. Beberapa teori pendekatan sumberdaya manusia dikembangkan oleh Studi Hawthorne  Elton Mayo, Teory X dan TeoyY Douglas McGregor, Teori Kebutuhan Manusia Abraham Maslow dan Teori Kepribadian dan Organisasi Chris Argryis

1.      Studi Hawthorne  Elton Mayo .

Mayo menyimpulkan  bahwa kondisi sosial baru yang diciptakan bagi para pekerja di ruang test mempunyai peran besar dalam meningkatkan produktivitas. Terdapat 2 faktor , pertama adalah suasana kelompok dimana para pekerja saling menciptakan hubungan sosial yang mendukung serta bersama-sama ingin melakukan pekerjaan dengan baik. Kedua adalah pengawasan yang lebih partisipatif, para pekerja sering banyak diberi informasi dan  dimintai pendapat .

2.      Teori Kebutuhan Manusia Abraham Maslow.

Kebutuhan manusia merupakan landasan utama. Kebutuhan merupakan keresahan yang dapat mempengaruhi sikap dan prilaku kerja. Maslow mengatakan bahwa terdapat lima tingkatan kebutuhan manusia yaitu fisiologi, keamanan, sosial, prestasi dan aktualisasi diri. Teori didasarkan pada dua  prinsip, pertama  prinsip defisit bahwa kebutuhan yang telah terpenuhi bukan merupakan motivator dalam prilaku. Prinsip kedua prinsip berurutan (progressi on principle) kelima kebutuhan tersebut merupakan suatu hirarki. Suatu kebutuhan pada setiap tingkatan akan muncul apabila pada tingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi. Maslow berpendapat bahwa orang berusaha untuk memenuhi kelima kebutuhan tersebut secara berurutan.

3.      Teori X dan Teori Y Douglas McGregor.

Dalam Buku Douglas McGregor  Human Side of Enterprise, bahwa sebaiknya manajer memberikan perhatian pada perubahan sosial dan akualisasi diri para karyawannya. Menurut Douglas McGregor para manajer hendaknya merubah pandagan mereka tentang sifat manusia dari sudut yang dia sebut “Teori X ke  Teori Y”

·         Teori X berasumsi bahwa karyawan                           

Ø  Tidak suka bekerja

Ø  Tidak mempunyai ambisi

Ø  Tidak bertanggungjawab

Ø  Enggan untuk berubah

Ø  Lebih suka dipimpin daripada memimpin

·         Teori Y berasumsi bahwa karyawan 

Ø  Suka bekerja

Ø  Mampu mengendalikan diri

Ø  Menyukai tanggungjawab

Ø  Penuh imajinasi dan kreasi

Ø  Mampu mengarahkan dirinya sendiri

 

 

4.      Teori Kepribadian dan Organisasi Chris Argryis.

Argryis berpendapat bahwa manajer yang memperlakukan karyawan secara positif serta sebagai orang dewasa yang bertanggungjawab suatu pekerjaan , memberikan mereka tugas yang lebih bervariasi, serta menyesuaikan cara pengawasan yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk lebih berpartisipasi serta menunjukkan hubungan manusia lebih baik

 

3.      PENDEKATAN KUANTITATIF

Dasar-dasar yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif terhadap manajemen adalah teknik-teknik matematik yang digunakan untuk memecahkan masalah dan pengambilan keputusan, Istilah management science sering diartikan sama untuk menggambarkan penerapan ilmiah dari teknik-teknik matematis dalam permasalahan manajemen.

Langkah-langkah pendekatan ini meliputi identifikasi masalah, permasalahan tersebut kemudian dianalisis secara sistematis, kemudian model-model dan perhitungan-perhitungan matematis yang tepat diterapkan  dan akhirnya sebuah pemecahan yang optimum dicari.

Intisari dari pendekatan manajemen kuantitatif mencakup beberapa karakteristik berikut :

v  Memusatkan pada pengambilan keputusan dan dampak akhirnya bagi tindakan manajmen

v  Penggunaan kreteria ekonomi dalam keputusan, seperti biaya , pendapatan dan laba investasi

v  Penggunaan model-model matematis dengan hukum-hukum dan rumus-rumus yang canggih

v  Penggunaan komputer yang mempercerpat pemrosesan data dalam jumlah yang sangat banyakdan pemberian kesempatan  yang beraneka ragam

4.      PENDEKATAN MODEREN

Pendekatan modern dalam manajemen mengakui pentingnya pemikiran klasik, sumberdaya manusia dan kuantitatif. Namun pendekatan ini mengatakan bahwa tak satu teoripun  atau model yang bisa diterapkan secara universal dalam segala situasi atau yang meniadakan yang lain. Anggapan yang digunakan dalam pendekatan ini adalah manusia merupakan makhluk yang sangat rumit dan mudah berubah. Kebutuhan mereka sangat banyak dan beraneka ragam serta dapat berubah sepanjang waktu. Mereka memiliki sejumlah bakat dan kemampuan yang dapat dikembangkan. Sehingga manajer  dan organisasi harus menanggapi perbedaan –perbedaan tersebut melalui strategis manajerial . Landasan utama dalam pendekatan ini mencakup the system view (pandangan sistem) dan contingens thinking (pemikiran kontigensi)

3.Prinsip Manajemen

Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum. Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.

Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridiri dari:

1.      Pembagian kerja (Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.

Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

2.      Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.

Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

3.      Disiplin (Discipline)

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap disrinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai dengan weweanng yang ada padanya.

4.      Kesatuan perintah (Unity of command)

Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.

5.      Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.

6.      Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik

Setian karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan orgabisasi dapat terwujud, apanila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.

7.      Penggajian Pegawai

Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian haris dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbuulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.

8.      Pemusatan (Centralization)

Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)

9.      Hirarki (tingkatan)

Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.

10.  Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

11.  Keadilan dan kejujuran

Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.

12.  Stabilitas kondisi karyawan

Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.

Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.

13.  Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.

14.  Semangat Kesatuan, Semangat Korp

Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggyungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana.

 

4.Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

v  Perencanaan (Planning)

Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.

v  Pengorganisian (Organizing)

 Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antarbagian-bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.

 Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

v  Menggerakkan (Actuating)

 Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

v  Pengawasan (Controling)

 Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

 

       5.Sarana Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Toolsmen, money, materials, machines, method, dan markets. merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu

Man (SDM)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.

Money (uang)

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Materials (bahan)

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

Machines (mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

Methods (metode)

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

Market (pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan

     Atas dasar uraian makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepimimpinan (leading) dan pengawasan (controlling). Adanya berbagai aliran manajemen di antaranya teori manajemen klasik, manajemen ilmiah, teori organisasi klasik, aliran hubungan manusiawi, dan aliran manajemen modern.

2.Saran

     Akhirnya makalah yang berjudul “Sejarah atau Perkembangan Teori Manajemen” dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis  berharap saran dari berbagai pihak:

1.      Dari pihak dosen, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah.

2.       Untuk para mahasiswa, penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai pelengkap belajar. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi hasil makalah yang lebih baik.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

·         Robbins, Stephen P. 2003. Manajemen. Edisi Indonesia. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

·         Dyck / Neubert, hal 38, Principles of Management

 

 

EKONOMI Menejemen

Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!

  • Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
  • Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
  • Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Perkembangan dan Pemikiran Menejemen"

Posting Komentar

Catatan Untuk Para Jejaker
  • Mohon Tinggalkan jejak sesuai dengan judul artikel.
  • Tidak diperbolehkan untuk mempromosikan barang atau berjualan.
  • Dilarang mencantumkan link aktif di komentar.
  • Komentar dengan link aktif akan otomatis dihapus
  • *Berkomentarlah dengan baik, Kepribadian Anda tercemin saat berkomentar.