MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
‘’KEBUDAYAAN ISLAM’’
OLEH
KELOMPOK 10
·
HUSNUL KHATIMAH A11115521
·
PERAWATI A21115701
·
GUSTI ADEN AWIJAYA B11115040
FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. LATAR
BELAKANG..........................................................................1
B. RUMUSAN
MASALAH.....................................................................4
C. TUJUAN..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
A. PENGERTIAN
KEBUDAYAAN ISLAM.....................................................6
B. PERKEMBANGAN
KEBUDAYAAN ISLAM.............................................9
C. NILAI-NILAI KEBUDAYAAN DALAM ISLAM DAN MASJID SEBAGAI
PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM.............................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................18
A.
SIMPULAN..............................................................................................18
B.
SARAN.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iv
BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Muhammad telah
meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah menaungi dunia dan memberi
arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa abad yang lalu. Ia akan
terus demikian sampai Tuhan menyempurnakan cahayaNya ke seluruh dunia. Warisan
yang telah memberi pengaruh besar pada masa lampau itu, dan akan demikian,
bahkan lebih lagi pada masa yang akan datang, ialah karena ia telah membawa
agama yang benar dan meletakkan dasar kebudayaan satu-satunya yang akan
menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama dan kebudayaan yang telah dibawa Muhammad
kepada umat manusia melalui wahyu Tuhan itu, sudah begitu berpadu sehingga
tidak dapat lagi terpisahkan.
Kalau pun kebudayaan Islam ini didasarkan kepada
metoda-metoda ilmu pengetahuan dan kemampuan rasio, hal ini sama seperti yang
menjadi pegangan kebudayaan Barat masa kita sekarang, dan kalau pun sebagai
agama Islam berpegang pada pemikiran yang subyektif dan pada pemikiran metafisika
namun hubungan antara ketentuan-ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu
erat sekali. Soalnya ialah karena cara pemikiran yang metafisik dan perasaan
yang subyektif di satu pihak, dengan kaidah-kaidah logika dan kemampuan ilmu
pengetahuan di pihak lain oleh Islam dipersatukan dengan satu ikatan, yang mau
tidak mau memang perlu dicari sampai dapat ditemukan, untuk kemudian tetap
menjadi orang Islam dengan iman yang kuat pula. Dari segi ini kebudayaan Islam
berbeda sekali dengan kebudayaan Barat yang sekarang menguasai dunia, juga
dalam melukiskan hidup dan dasar yang menjadi landasannya berbeda. Perbedaan
kedua kebudayaan ini, antara yang satu dengan yang lain sebenarnya prinsip
sekali, yang sampai menyebabkan dasar keduanya itu satu sama lain saling
bertolak belakang.
Sistem
ekonomi dasar kebudayaan Barat. Sebagai akibatnya, di Barat telah timbul pula
aliran-aliran yang hendak membuat segala yang ada di muka bumi ini tunduk
kepada kehidupan dunia ekonomi. Begitu juga tidak sedikit orang yang ingin
menempatkan sejarah umat manusia dari segi agamanya, seni, filsafat, cara
berpikir dan pengetahuannya dengan ukuran ekonomi. Pikiran ini tidak terbatas
hanya pada sejarah dan penulisannya, bahkan beberapa aliran filsafat Barat
telah pula membuat pola-pola etik atas dasar kemanfaatan materi ini
semata-mata. Sungguh pun aliran-aliran demikian ini dalam pemikirannya sudah
begitu tinggi dengan daya ciptanya yang besar sekali, namun perkembangan
pikiran di Barat itu telah membatasinya pada batas-batas keuntungan materi yang
secara kolektif dibuat oleh pola-pola etik itu secara keseluruhan. Dan dari
segi pembahasan ilmiah hal ini sudah merupakan suatu keharusan yang sangat
mendesak.
Sebaliknya
mengenai masalah rohani, masalah spiritual, dalam pandangan kebudayaan Barat
ini adalah masalah pribadi semata, orang tidak perlu memberikan perhatian
bersama untuk itu. Oleh karenanya membiarkan masalah kepercayaan ini secara
bebas di Barat merupakan suatu hal yang diagungkan sekali, melebihi kebebasan
dalam soal etik. Sudah begitu rupa mereka mengagungkan masalah kebebasan etik
itu demi kebebasan ekonomi yang sudah sama sekali terikat oleh undang-undang.
Undang-undang ini akan dilaksanakan oleh tentara atau oleh negara dengan segala
kekuatan yang ada.
Kebudayaan
yang hendak menjadikan kehidupan ekonomi sebagai dasarnya, dan pola-pola etik
didasarkan pula pada kehidupan ekonomi itu dengan tidak menganggap penting arti
kepercayaan dalam kehidupan umum, dalam merambah jalan untuk umat manusia
mencapai kebahagiaan seperti yang dicita-citakannya itu, menurut hemat saya
tidak akan mencapai tujuan. Bahkan tanggapan terhadap hidup demikian ini sudah
sepatutnya bila akan menjerumuskan umat manusia ke dalam penderitaan berat
seperti yang dialami dalam abad-abad belakangan ini. Sudah seharusnya pula
apabila segala pikiran dalam usaha mencegah perang dan mengusahakan perdamaian
dunia tidak banyak membawa arti dan hasilnya pun tidak seberapa. Selama
hubungan saya dengan saudara dasarnya adalah sekerat roti yang saya makan atau
yang saudara makan, kita berebut, bersaing dan bertengkar untuk itu,
masing-masing berpendirian atas dasar kekuatan hewaninya, maka akan selalu kita
masing-masing menunggu kesempatan baik untuk secara licik memperoleh sekerat
roti yang di tangan temannya itu. Masing-masing kita satu sama lain akan selalu
melihat teman itu sebagai lawan, bukan sebagai saudara. Dasar etik yang
tersembunyi dalam diri kita ini akan selalu bersifat hewani, sekali pun masih
tetap tersembunyi sampai pada waktunya nanti ia akan timbul. Yang selalu akan
menjadi pegangan dasar etik ini satu-satunya ialah keuntungan. Sementara arti
perikemanusiaan yang tinggi, prinsip-prinsip akhlak yang terpuji, altruisma,
cinta kasih dan persaudaraan akan jatuh tergelincir, dan hampir-harnpir sudah
tak dapat dipegang lagi.
Sebaliknya
paham sosialisme yang berpendapat bahwa perjuangan kelas yang harus disudahi
dengan kekuasaan berada di tangan kaum buruh, merupakan salah satu keharusan
alam. Selama persaingan dan perjuangan mengenai harta itu dijadikan pokok kehidupan,
selama pertentangan antar-kelas itu wajar, maka pertentangan antar-bangsa juga
wajar, dengan tujuan yang sama seperti pada perjuangan kelas. Dari sinilah
konsepsi nasionalisme itu, dengan sendirinya, memberi pengaruh yang menentukan
terhadap sistem ekonomi. Apabila perjuangan bangsa-bangsa untuk menguasai harta
itu wajar, apabila adanya penjajahan untuk itu wajar pula, bagaimana mungkin
perang dapat dicegah dan perdamaian di dunia dapat dijamin? Pada menjelang
akhir abad ke-20 ini kita telah dapat menyaksikan - dan masih dapat kita
saksikan - adanya bukti-bukti, bahwa perdamaian di muka bumi dengan dasar
kebudayaan yang semacam ini hanya dalam impian saja dapat dilaksanakan, hanya
dalam cita-cita yang manis bermadu, tetapi dalam kenyataannya tiada lebih dari
suatu fatamorgana yang kosong belakang
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana pengertian kebudayaan dan perkembangan islam
2.
Apa sajakah nilai-nilai kebudayaan islam
3.
Bagaimana mesjid sebagai pusat kebudayaan islam
C. TUJUAN
1.
Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang system
kebudayaan islam
2.
Untuk membimbing manusia dalam mengembangkan sistem
kebudayaan islam
3.
Dan sebagai pelengkap tugas dalam metode perkuliahan
pendidikan agama islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
KEBUDAYAAN ISLAM
Dari segi etimologis, kata kebudayaan adalah kata dalam bahasa Indonesia
yang berasal dari bahasa Sansekerta buddhi yang berarti intelek (pengertian).
Kata buddhi berubah menjadi budaya yang berarti “yang diketahui atau akal
pikiran”. Budaya berarti pula pikiran, akal budi, kebudayaan, yang mengenai
kebudayaan yang sudah berkembang, beradab, maju (Poerwadarminta,1982:157).
Dari pengertian budaya di atas, dapat diutarakan dengan bahasa lain bahwa
kebudayaan merupakan gambaran dari taraf berpikir manusia. Tinggi-rendahnya
taraf berpikir manusia akan terlihat pada hasil budayanya. Kebudayaan merupakan
cetusan isi hati suatu bangsa, golongan, atau individu. Tinggi-rendahnya,
kasar-halusnya pribadi manusia, golongan, atau ras, akan terlihat pada
kebudayaan yang dimiliki sebagai hasil ciptaannya. Maka dapat juga dikatakan
bahwa kebudayaan merupakan orientasi dan pola pikir manusia, golongan, atau
bangsa.Kebudayaan merupakan suatu konsep yang sangat luas ruang lingkupnya.Hal
ini tidak terlepas dari latar belakang timbulnya suatu kebudayaan itu
sendiri.Dawson (1993:57) memberikan empat faktor yang menjadi alasan pokok yang
menentukan corak suatu kebudayaan, yaitu faktor geografis, keturunan atau
bangsa, kejiwaan, dan ekonomi.
Dalam Islam , memang tidak ada suatu rumusan yang kongkret mengenai suatu
kebudayaan. Berkaitan dengan masalah kebudayaan.Islam memberi kerangka asas
atau prinsip yang bersifat hakiki atau esensial. Dengan kata lain, Islam hanya
memberikan konsep dasar yang dalam perwujudannya tergantung pada pemahaman
pendukungnya.Dalam keadaan atau waktu yang berbeda, esensinya diwujudkan oleh
aksidensi yang sangat ditentukan oleh aspek ekonomi, politik, sosial budaya,
teknik, seni, dan mungkin juga oleh filsafat.
Ciri-ciri yang membedakan antara kebudayaan Islam dengan budaya lain,
diungkapkan oleh Siba’i bahwa ciri-ciri kebudayaan Islam adalah yang ditegakkan
atas dasar aqidah dan tauhid, berdimensi kemanusiaan murni, diletakkan pada
pilar-pilar akhlak mulia, dijiwai oleh semangat ilmu (Zainal, 1993:60).
Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudyaan Islam dapat
dipahami sebagai hasil olah akal, budi, cipta, karya, karsa, dan rasa manusia
yang bernafaskan wahyu ilahi dan sunnah Rasul. Yakni suatu kebudayaan akhlak
karimah yang muncul sebagai implementasi Al-Qur’an dan Al-Hadist dimana
keduanya merupakan sumber ajaran agama Islam, sumber norma dan sumber hukum
Islam yang pertama dan utama. Dengan demikian kebudayaan Islam dapat dipilah
menjadi tiga unsur prinsipil, yaitu kebudayaan Islam sebagai hasil cipta karya
orang Islam, kebudayaan tersebut didasarkan pada ajaran Islam, dan merupakan
pencerminan dari ajaran Islam.
Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan yang utuh dan tidak dapat terpisah
satu dengan yang lainnya.Dengan demikian, sebagus apapun kebudayaannya, jika
itu bukan merupakan produk kaum Mslimin tidak bisa dikatakan dan diklaim
sebagai budaya Islam. Demikian pula sebaliknya, meskipun budaya tersebut
merupakan produk orang-orang Islam, tetapi substansinya sama sekali tidak
mencerminkan norma-norma ajaran Islam. Dengan kata lain, Al-Faruqi (2001)
menegaskan bahwa sesungguhnya kebudayaan Islam adalah “Kebudayaan Al-Qur’an“,
karena semuanya berasal dari rangkaian wahyu Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW
pada abad ketujuh. Tanpa wahyu kebudayaan Islami Islam, filsafat Islam, hukum
Islam, masyarakat Islam maupun organisasi politik atau ekonomi Islam.
Al-Qur’an memandang kebudayaan itu
merupakan suatu proses dan meletakkan kebudayaan sebagai ekstensi hidup
manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi
kegiatan akal, hati dan tubuh yang menyatuh dalam suatu perbuatan. Karna itu
secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai olah akal budi, cipta rasa, karsa
dan karya manusia.
Kebudayaan islam adalah hasil olah akal
budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia yang berlandaskan nilai-nilai
tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkifra dan berkembang.
Hasil olah akal budi, rasa, dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai
kemanusian yang besifat universal bekembang menjadi sebuah peradaban.
Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh
wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkat pada ambisi yang
bersumber dari napsu hewani sehingga akan merugikan dirinya sendiri. disini
agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya
sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradap atau peradaban islam.
Kebudayaan itu akan terus berkembang,
tidak akan perna berhenti selama masih ada kehidupan manusia. Segala sesuatunya
yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia, baik dalam konteks
hubungan dengan sesamanya, maupun dengan alam lingkungannya akan selalu terkait
dengan kebudayaan orang lain.disini menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk
sosial yang tidak akan perna bisa hidup tanpa bantuan orang.
Allah mengutus para rasul dari jenis
manusia dan kaumnya sendiri karna yang akan menjadi sasaran dakwahnya adalah
umat manusia. Oleh sebab itu misi utama kerasulan Muhammad s.a.w adalah untuk
memberikan bimbingan kepada umat manusia agar dalam mengembangkan kebudayaanya
tidak melepaskan diri dari nilai-nilai ketuhanan sebagai mana sabdanya
“sesunguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhalak” artinya Muhammad s.a.w.
mempunyai tugas pokok untuk membimbing manusia agar mengembangkan kebudayaan
sesuai dengan petunjuk Allah. Sebelumnya nabi diutus bangsa arab sudah cukup
berbudaya tetapi budaya yang dikembangkan terlepas dari nilai-nilai ketauhitan
yang bersifat universal. Landasan pengembangan kebudayaan mereka adalah hawa napsu.
Mengawali tugas kerasulannya beliau
meletakkan dasar-dasar kebudayaan islam kemudian berkembang menjadi peradaban
islam. Ketika dakwah islam menyebar diluar jasirah Arab kemudian tersebar
keseluruh dunia maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit yaitu asimilasi
budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai islam yang kemudian menghasilkan
kebudayaan islam menjadi suatu peradaban yang diakui kebenaranya secara
universal.
Menurut M. Natsir, ada enam sumber
kekuatan ajaran islam. Untuk mencapai suatu kebudayaan bersifat lokal menjadi
suatu peradaban manusia universal yaitu:
a.
Menghormati akal. Manusia muslim disuruh
mengunakan akalnya untuk mengamati dan memikirkan keadaan alam. Banyak
ayat-ayat Al-Qur’an menyatakan betapa pentingnya pengembangan akal bagi
kehidupan manusia. Dalam kaitan ini proses ijtihad menjadi penting bagi
peningkatan kesejahtaraan hidup manusia.
b.
Kewajiban menuntut ilmu. Setiap muslim
diwajibkan menuntut ilmu walaupun sampai kenegri cina.
c.
Larangan taklid. Setiap orang dilarang
mengikuti sesuatu yang ia tidak mempunyai pengetahuan tentang itu meskipun
datang dari para leluhurnya.
d.
Mengambil inisiatif. Setiap muslim
dikerahkan untuk mengambil inisiatif kedunia yang dapat memberikan keselamatan
bagi masyarakat umum sekalipun bagi mereka yang tidak seagama, serta mengadakan
barang-barang kebutuhan yang tidak ada sebelumnya.
e.
Mengunakan hak-hak keduniaan. Kaum
muslimin disuruh mencari ridha Allah atas nikmat yang diterimanya didunia ini
dan mengunakan hak-hak itu sesuai dengan aturan agama.
B. PERKEMBANGAN
KEBUDAYAAN ISLAM
Perkembangan pemikiran islam mempunyai
sejarah panjang dalam arti seluas-luasnya. Tradisi pemikiran dikalangan umat
islam berkembang seiring dengan kemunculan islam itu sendiri. dalam kontek
masyarakat arab sendiri, dimana islam lahir dan pertama kali bekembang disana,
kedatangannya lengkap dengan tradisi keilmuanya. Sebab masyarakat arab pra
islam belum mempunyai sistem
pengembangan pemikiran secara sistematis.
Pada masa awal perkembangan islam, tentu saja sistem
pendidikan dan pemikiran yang sistematis belum terselenggara karena ajaran
islam tidak diturunkan sekaligus. Namun demikian isyarat Al-Qur’an sudah cukup
jelas meletakkan fondasi yang kokoh terhadap perkembangan ilmu dan pemikiran
sebagaimana terlihat pada ayat yang pertama diturunkan yaitu suatu perintah
untuk membaca dengan nama Allah sebagai berikut :
(Q.S Al-Alaq/96:1). اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Dalam kaitan itu dapat dipahami mengapa
proses pendidikan islam berlangsung dirumah yaitu Darul Arqam. Ketika
masyarakat islam telah terbentuk, maka
pendidikan islam dapat diselenggarakan dimasjid. Proses pendidikan pada kedua
tempat tersebut dilakukan dalam lingkaran besar yang disebut Halaqah.
Dengan mengunakan teori yang dikembangkan
oleh Harun Nasution dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual
islam dapat dikelompokkan kedalam tiga masa
yaitu masa klasik (650 saampai 1250), masa pertengahan (1250 sampai
1800) dan masa modern (1800 sampai sekarang).
Pada masa klasik lahir para ulama madzhab
seperti imam hambali, imam hanafi, imam syafi’I dan imam malik. Sejalan dengan
itu lahir pula para filosofi muslim seperti Al-kindi (801 M), seorang filosofi
pertama muslim. Diantara pemikirannya, ia berpendapat bahwa kaum muslim
hendaknya menerima filasafat sebagai bagian darikebudayaan islam.
Selain Al-kindi, pada abad itu lahir pula
filosof besar seperti Al-Rasi (865 M), Al-Farabi (870 M). mereka dikenal
sebagai pembangun agung sistem filsafat. Pada abad berikutnya lahir pula
filosof agung ibnu Miskawaih (930 M). pemikiran yang terkenal tentang
pendidikan akhlak. Kemudian ibnu sina (1037 M), ibnu bajjah (1138 M) ibnu
taufil (1147 M) dan ibnu rusyd ( 1126 M)
Pada masa pertengahan yaitu tahun
1250-1800 M. dalam catatan sejarah pemikiran islam masa kini merupakan fase
kemunduran karena filsafat mulai
dijauhkan dari umat islam sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan
dengan wahyu iman dengan ilmu dan dunia akhirat. Pengaruhnya masih terasa
sampai sekarang.
Selain pemikiran
islam kontemporer sering melontarkan tuduhan kepada Al-Gazali yang pertama
menjauhkan filsafat dengan agama sebagaimana dengan tulisanyan “Tahafutul
Falasifah” (kerancuan filsafat). Tulisan Al-Gazali dijawab oleh ibnu rusdi
dengan tulisan “Tahafutul tahaful” ( keracuan diatas keracuan).
Ini merupakan awal kemunduran ilmu
pengetahuan dan filsafat didunia islam. Sejalam dengan perdebatan dikalangan
para filosof muslim juga terjadiperdebatan diantara para fuqoha (ahli fikih)
dengan para ahli teologi (ahli ilmu kalam). Pemikiran yang berkembang saat itu
adalah pemikiran dikotomis antara agama dengan ilmu dan urusan dunia dengan
akhirat.
C.
NILAI-NILAI
KEBDAYAAN DALAM ISLAM DAN MASJID SEBAGAI PUSAT KEBUDAYAAN ISLAM
Bentuk
kebudayaan yang sangat penting dan perlu memperoleh perhatian besar dalam
kehidupan sosial, terutama dalam kehidupan masyarakat akademisi, masyarakat
intelektual yang mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran intelektual muslim
yaitu:
1.
Berorientasi
pada pengabdian dan kebenaran ilahi.
Tujuan
penciptaan manusia berdasarkan firman allah dalam al-Qur’an Surah
adz-dzariyat:56. Hanyalah untuk beribadah dan mengabdi kepada allah, karena itu
seeluruh aktifitas manusia dalam kehidupan ini harus beriorentasi terhadap
pengabdian kepada allah untuk menciptakan nlai pengabdian tersebut manusia
harus bertitik tolak pada kebenaran yang ditunjukkan oleh allah dalam Qs. Al-Baqarah:47
يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُواْ
نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى
الْعَالَمِينَ
Artinya: Hai Bani Israil, ingatlah
akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula)
bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat ( Qs Al
Baqarah : 47 )
“allah
berfirman kebenaran itu adalah dari tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu”
2.
Berpikir
kritis dan inovatif
Berpikir
kritis adalah berpikir secara objektif dan analitis, sedangkam berpikir
inovatif adalah berpikir kedepan untuk menemukan pemikiran-pemikiran baru.
Berpikir kritis dan inovatif inilah yang telah menghantarkan menghantarkan
kemajuan itelektual islam pada masa keemasannya, golden age, dalam berbagai
disiplin ilmu.
3.
Bekerja
keras
Manusia
adalah mahluk terbaik yang dianugerahi potensi besar dalam bentuk akal budi,
dan selurh aktifitas kehidupan manusia dinilai oleh allah. Anugerah tersebut
harus difungsikan secara optimal karena itu dalam
Allah memerintahkan
manusia berusaha meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dan dalam Qs.
Yusuf;87
Allah
melarang berputus asa akan rahmat yang telah allah anugerahkan karena
berputusasa itu adalah sifat orang kafir.
4.
Bersikap
terbuka
Sikap
terbuka berarti mau menerima masukan dan kebenaran yang datang dari orang lain,
siapapun dia dan apapun posisinya, karena itu Rasulullah saw memerintahkan
untuk memperhatikan substansi perkataan orang dan bkan siapa orang yang
menyatakannya. Kemajuan akan lebih mudah dicapai dengan sikap terbuka ,
pemanfaatkan pemikiran dan kemajuan yang dicapai orang lain, sepanjang tetap
sejalan dengan nilai-nilai kebenaran
yang ditetapkan allah.
5.
Jujur
Dalam
kehidupan intelektual kejujuran mutlak diperlukan baik dalam bentuk pengakuan
terhadp kebenaran pemkiran orang lain, maupun dlam pengakuan dalam bentukdiri
pribadi. Kejujuran akan membimbing manusia dalam proses menemukan keberadaan
dan mengemukakan kebenaran secara obyektif. Kejujuran menghindarkan timbulnya
kesalahan-kesalahan yang merugikan. Oleh karena itu Rasulullah mengingatkan
kebohongan(sikap tidak jujur) merupakan pangkalterjadinya dosa.
6.
Adil
Adil
dalah menempatkan sesuatu pada tempatnya . Adil menunjukkan sikap yang
proporsional daam mengambil keputusan dalam berbagai peroalan yang berkait
dengan banyak pihak yang berkepentingan sekalipun sikap adil pada umumnya
berkaitan dengan proses peradilan, tetapi adil diperlukan dalam berbagai aspek
kehidupan. Karena itu dalam Qs. An-nahl;90 Allah memerintahkan berlaku adil,
berbuat keji kemungkaran dan permusuhan.
7.
Tanggungjawab
Tanggungjawab
berarti kesedihan menanggung segala risiko atau konsekuensi dari setiap
perbuatan yang dilakukan. Setiap perbuatan memiliki konsekuensi baik atau
buruk, hal bergantung pada substansi perbuatannya. Oleh karena itu, dalam Qs.
Al-baqarah; 286, Allah mengingatkan bahwa setiapa manusia akan mendaparkan
pahala sebagai balasan(dari kewajiban) yang dilakukannya dan mendapat siksa
sebagai balasan (DARI KEJAHATAN) yang dilakukannya.
8.
Ikhlas
Ikhlas
berarti murni, bersih dari segala unsur yang mengotori atau mencemari nilai
niat seseorang untuk berbuat sebagai wujud pengabdian dalam ketaatan pada Allah
swt. Oleh karena itu ikhlas dalam niat selalu dikaitkan dengan pengabdian
kepada Allah swt seperti firman Allah dalam Qs. Al- Bayyinah : 5.
Islam
masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya, yaitu budaya Arab. Pada awal
masuknya Islam ke Indonesia dirasakan ummat sulit membedakan ajaran islam
dengan budaya arab. Dalam ajaran Islam meniru budaya suatu kaum itu boleh saja
sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam Islam. Apalagi yang
ditirunya adalah panutan suci Nabi Muhammad saw. Namun yang tidak boleh adalah
memnganggap bahwa Nilai-nilai budaya Arab dipandang sebagai ajaran Islam.
Corak
baju yang dikenakan Rasulullah merupakan budaya yang ditampilkan oleh orang
arab yang menjadi ajaran adalah menutup aurat. Kesederhanaan, kebersihan dan
kenyamanan sedangkan bentuk dan model pakaian boleh saja berbeda dengan yang
dikenakan oleh nabi Muhammad saw. Demikian pula cara makan Nabi dengan jari
jemari bukan merupakan ajaran Islam.
Dalam
perkembangan Islam di Indonesia para ajaran islam mendakwakan ajaran islam
melalui bahasa budaya. Sebagaimana yang dilakukan oleh para wali Allah swt.
Ditanah jawa kerena kehebatan para wali dalam mengemas ajaran islam dengan
bahasa budaya setempat sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam
masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-harii mereka.
Tugas berikutnya untuk para intelektual
islam adalah menjelaskan secara sistematik dan berkelanjutan supaya penetrasi
yang sudah dilakukan oleh para pendahulunya. Integrasi nilai-nilai kehidupan
Islam kedalam kehidupan bangsa indonesia ternyata tidak sekedar masuk pada aspek
kebudayaan sematatetpai sudah masuk kewilayah hukum.
Sebagai contoh dalam hukum keluarga
(Akhwatul syaksiyyah) masalah waris, masalah pernikahan, Nilai-nilai islam
telah masuk kewilayah hukum yang berlaku di Indonesia.
Masjid pada
Umumnya hanya dipakai oleh masyarakat sebagai tempat ibadah khusus seperti
shalat. Padahal masjid mestinya berfungsi lebih luas daripada sekedar sebagai
tempat shalat. Sejak awal berdirinya masjid
belum bergeser dari fingsi utamanya yaitu sebagai pusat penyelenggaraan
peribadatan pada umumnya disamping tempat shalat. Masjid pada zaman nabi,
masjid dijadikan untuk membangun peradaban Islam nabi muhammad saw. Mensucikan
jiwa kaum muslimin mengajarkan al-Qur’an dan al-hikmah bermusyawarah untk
menyelesaikan berbagai persoalan kaum muslimin, membina sikap dasar kaum
muslimin terhadap orang yang berbeda agama dan ras, sehingga upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan melalui masjid.
Masjid dijadikan simbl dan persatuan umat islam selama sekitar Tujuh ratus
tahun yang lalu sejak nabi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid ini masih
kokoh irijinal sebagi pusat peribadatan dan beradaban. Sekolah—sekolah dan
Universitaspun kemudian bermunculan, justru dari masjid. Masjid Al-Azhar
dimesir merupakan salah satu contoh yang sangat dikenal luas kaum muslimiin
Indonesia. Melalui masjid ini tercetak intelektual islam dari berbagai belahan
dunia dan mampu memberikan beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa bahwa
pengentasan kemiskinanan merupakan program utama masjid.
Pada saat ini kita sulit menemukan masjid
yang memiliki program nyata dibidang pencerdasan . Keberagaman umat kita mungkin
tidak menemukan masjid yang memiliki kurikulum terprogram dalam pembinaan
beragamaan umat, terlebih-lebih bagi masjid yang menyediakan beasiswa dan upaya
pengentasan kemiskinan. Dalam perkembangan berikutnya muncul kelompok-kelompok
yang sadar untk mengembalikan fungsi masjid sebagaimana mestinya. Kini mulai
tumbuh kesadaran umat akan pentingnya masjid untuk mencerdaskan dan
mensejahterakan jamaahnya. Menurut ajaran islam, masjid masjid memiliki dua
fungsi utama yaitu sebagai pusat ibadah ritual dan pusat ibadah sosial. Dari
kedua fungsi tersebut titik sentralnya bahwa fungsi utama masjid adalah sebagai
pusat pembinaan umat islam.
Selain itu masjid juga memiliki
fungsi lain antara lain:
1.
Pusat
pendidikan dan pelatihan
Proses menuju kearah pemberdayaan umat dimulai dengan
pendidikan dan pemberian pelatihan-pelatihan. Masjid seharusnya dapat
dimanfaatkan sebagai tempat berlangsungnya proses pemberdayaan tersebut bahakan
sebagai pusat pembelajaran umat, baik dalam pengajian, pengkajian seminar dan
diskusi maupun pelatihan-pelaihan keterampilan, dengan peserta ,minimal jamaah
disekitarnya.
2.
Pusat
perekonomian umat
Soko guru di indonesia dalam perekonomian kotanya
koperasi, namun pada kenyataannya justru koperasi yang menjadi tidak laku.
Tidak ada salahnya bila masjid mengambil alih peran sebagai koperasi yang
membawa dampak positif bagi umat dilingkungannya. Bila konsep koperasi
digabungkan dengan konsep perdagangan alat pusat-pusat perbelanaan yang
diminati karena terjangkaunya harrga barang dan dikelolah secara profesional
oleh dewan pengurus maka masjid akan dapat dimakmurkan jamaahnya, sehingga
jamaahnyapun akan memakmurkan masjidnya.
3.
Pusat
penjaringan potensi umat
Masjid dengan jamaah yang selalu hadir hanya sekedar
untuk menggurkan kewajibannya terhadap tuhan bisa saja mencapai puluhan, ratusan,
bahkan ribuan orang jumlahnya dan berbagai usia beraneka profesi dan
tingat(strata) baik ekonomi maupun intelektual bahkan sebagai tempat
berlangsungnya akulturasi budaya secara santun.
4. Pusat perpustakaan
Perintah pertama
tuhan kepada Nabi terakhir adalah ‘’membaca’’ dan sudah sepatutntya kaum
muslimin gemar membaca dalam pengertian konseptual maupun kontestual. Maka
dengan sendirinya hampir kemutlakan bila masjid memiliki perpustakaan sendiri.
Kalau saja tidak
ada kewajiban Shalat tentu tidak ada yang namanya Masjid didalam Islam. Memang shalat sudah
disyariatkan pada kelahiran islam
sebanyak 4 kali rakaat, 2 dipagi hari dan 2 disore hari. Penetapan shalat
manjadi 5 waktu seperti sekarang baru disyariatkan setelah nabi hijrah
kemadinah. Sampai saat ini ibadah shalat didirikan dirumah rumah. Adanya usaha
mendirikan masjid karena
kedudukan umat islam yang sangat lemah , sedangkan tantangan dari penduduk
makkah begitu ganasnya, penduduk makkah tambak belum siap menerima ajaran nabi saw. Walau telah 13 tahun dakwah
dilancarkan..
Di
Madinah yang dikenal berwatak halus dan bisa menerima syair Nabi muhammad saw.
Mereka dengan antusias mengirim utusan sambil mengutarakan ketulusan hasrat
mereka agar Rasulullah pindah saja ke Madinah. Nabi setujuh setelah setelah dua
kali utusan datang dua tahun berturut-turut dimusim haji dalam dua peristiwa
yang dikenal dengan bai’at aqabah I dan aqabah II.
Saat
yang dirasa Nabi untuk berhijrah itu telah tiba waktunya, kaum kafir mendengar
kabar itu , mereka mengepung rumah Nabi tetap mereka gagal total berkat perlindungan Allah swt. Nabi
keluar rumah dan meninggalkan ali bin abi talib yang ia suruh mengisi tempat
tidur beliau. Pada saat itu pengepung
tertdur dengan nyenyak dan pada ssat mereka terbangun mereka menemukan sasaran
yang diincar tak lagi berada ditempat.
Perkembangan
masjid kubah memang kalah pesat apabila dibading dengan masjid haram dan masjid
nabawi terutawa setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. Wajar karena kedua masjid
di Makkah dan Madinah yang menjadikan ia sebagai kemakmuran. Mulia dari para Ustadz, mubalig, remaja, mahasiswa
dan rakyt pada umumnya yang memberi dan
menerima ilmu dari segala macam kearifan perkehidupan yang
sangatdiperlukan untuk pandangan hidup di Dunia ini.
Masjid dapat
merupakan tempat kita pulang, tempat kita berangkat dari tempat kita bertanya
kalau kita mempunyai pertanyaan baik itu menyangkut segala aspek kehidupan
dunawi. Datanglah kemasjid niscaya ada yang mengetahui rahasia saat-saat
kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Kebudayaan islam
adalah hasil olah akal budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia yang
berlandaskan nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk
berkifra dan berkembang. Hasil olah akal budi, rasa, dan karsa yang telah
terseleksi oleh nilai-nilai kemanusian yang besifat universal bekembang menjadi
sebuah peradaban. Kebudayaan
merupakan suatu totalitas kegiatan akal, hati, tubuh yang menyatu dalam suatu
perbuatan, oleh karena itu secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil
akal, budi, cipta rasa, karya dan karya manusia.
Perkembangan pemikiran islam mempunyai
sejarah panjang dalam arti seluas-luasnya.Pada
masa awal perkembangan
islam, tentu saja sistem pendidikan dan pemikiran yang sistematis belum
terselenggara karena ajaran islam tidak diturunkan sekaligus. Namun demikian
isyarat Al-Qur’an sudah cukup jelas meletakkan fondasi yang kokoh terhadap
perkembangan ilmu dan pemikiran sebagaimana terlihat pada ayat yang pertama
diturunkan yaitu suatu perintah untuk membaca dengan nama Allah (Q.S
Al-Alaq/96:1).
اقْرَأْ بِاسْمِ
رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Pada masa klasik lahir para ulama madzhab lalu lahir pula para filosofi muslim berpendapat bahwa kaum muslim hendaknya
menerima filasafat sebagai bagian dari kebudayaan
islam. Pada masa pertengahan yaitu tahun
1250-1800 M. dalam catatan sejarah pemikiran islam masa kini merupakan fase
kemunduran karena filsafat mulai
dijauhkan dari umat islam sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan
dengan wahyu iman dengan ilmu dan dunia akhirat. Pengaruhnya masih terasa
sampai sekarang. Dalam kebudayaan
islam terdapat beberaa nilai yaitu Berorientasi pada pengabdian dan kebenaran
ilahi, Berpikir kritis dan inovatif, Bekerja keras, Bersikap terbuka, Jujur,
Adil, Tanggungjawab dan Ikhlas.
Masjid sebagai pusat kebudayaan islam pada
awal dibangunnya hanya digunakan sebagai tempat shalat dan pusat
penyelenggaraan peribdatan pada umumnya. Namun kini mulai tumbuh kesadaran umat
akan pentingnya peranan masjid untk mencerdaskan dan mensejahterakan jamaahnya
yaitu menjadikan masjid sebagai Pusat pendidikan dan pelatihan, Pusat
perekonomian umat, Pusat penjaringan potensi umat dan Pusat perpustakaan.
B. SARAN
Dengan pemahaman diatas, kita dapat memulai
untuk meletakkan islam dalam kehidupan kesehaian kita, dan sebagai anak bangsa
kitajuga harus mendekatkan diri kepada Allah swt untuk melestarikan
budaya-budaya islam yang berkembang khususnya ditanah air kita agar tidak
mengalami kehancuran seperti akibat godaan syetan yang terkutuk.
Pai
Dapatkan Tips Menarik Setiap Harinya!
- Dapatkan tips dan trik yang belum pernah kamu tau sebelumnya
- Jadilah orang pertama yang mengetahui hal-hal baru di dunia teknologi
- Dapatkan Ebook Gratis: Cara Dapat 200 Juta / bulan dari AdSense
Belum ada Komentar untuk "Kebudayaan Islam"
Posting Komentar
Catatan Untuk Para Jejaker